EKSPRESI BAHASA DAN GENDER: SEBUAH KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

January 15, 2009 at 5:15 am | Posted in |Vol. 3|Edisi 2|2008| | Leave a comment
Tags: , , ,

 

Munjin *)

 

Abstract:

It is difficult to say that the diversity in using a language by men and women is just caused by their sexual difference. The fact show that the factor of social and culture plays more important role and determines how men and women should speak. There are, at least, three factors that influence in transforming the difference of language expression, that is, the domination or power, the different way of treating men or women, and socialization. Because of these factors, we find out some expressions, in English language, which represent gender inequalities; e.g., asymmetric marked and unmarked term, and semantical derogation.

Keywords: Language expression, gender, and social-culture.

 

A. PENDAHULUAN

Bahasa adalah alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat untuk mengekspresikan gagasan yang telah menjadi konsesus bersama. Ekspresi bahasa tersebut menggambarkan kecendrungan masyarakat penuturnya. Oleh karenanya, untuk mempelajari dan menjelaskan bahasa niscaya harus melibatkan aspek-aspek sosial yang mencitrakan masyarakat tersebut,1) seperti tatanan sosial, strata sosial, umur, lingkungan dan lain-lain. Berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Chomsky bahwa bahasa adalah asosial karena mengabaikan heterogenitas yang ada dalam masyarakat, baik status sosial, pendidikan, umur, jenis kelamin latar belakang budayanya, dan lain-lain.2) Chomsky memilah antara bahasa di satu sisi dan budaya di sisi lain.

Dalam mempelajari bahasa yang berhubungan dengan sosial budaya akan menghasilkan empat kemungkinan. Pertama, struktur sosial dapat mempengaruhi dan menentukan struktur atau perilaku bahasa. Kedua, struktur dan perilaku bahasa dapat mempengaruhi dan menentukan struktur sosial. Ketiga, hubungan keduanya adalah timbal balik. Keempat, struktur sosial dan struktur bahasa sama sekali tidak berhubungan,3) inilah yang dianut oleh Chomsky.

Bila kita mengambil kemungkinan pertama, maka bahasa adalah hasil konsensus masyarakat. Konsesus itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh dominasi penguasa yang ada karena merekalah yang punya kekuatan untuk mengeluarkan kebijakan. Dalam bahasa Indonesia, memang ada satuan-satuan lingual, yang secara seksis biologis untuk membedakan gender, seperti fonem /a/ untuk gender maskulin dan fonem /i/ untuk gender feminin.4).

Baca selengkapnya: 08-munjin-ekspresi-bahasa-dan-gender

Leave a Comment »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.