CITRA IBU PADA PUISI: DALAM PENGEMBARAAN PENYAIR INDONESIA

January 15, 2009 at 5:31 am | Posted in |Vol. 3|Edisi 2|2008| | Leave a comment
Tags: , , ,

 

Abdul Aziz Rasjid *)

 

Abstract:

This article directed to study mother imagination through poem that produced by Indonesian poets on their wandering to “culture migration” cities. The cause is the rise of nationalism and modernism ideas that established new belief that human as “center of creativity”. Mother image is son perspective to his mother and this perspective poet is that write mother on his poem. Poem about mother taken from 1930 to 1998 that used as interpretation object to reveal poet’s sub-consciousness realm to obtain knowledge about son image to his mother on Indonesian poem history and this nation history (colonialism, independence, economic-politic turbulence, till reformation).Through poem, researcher also analyze if there is a gender bias on this mother image.

Keywords: mother, poem, poet.

 

A. PENDAHULUAN

Bachofen dalam penemuannya atas hak ibu (mother right) dan analisisnya terhadap mitos-mitos dan simbol-simbol bangsa Romawi, Yunani, dan Mesir, berkesimpulan bahwa struktur patriarkhal dalam masyarakat yang kita kenal melalui sejarah peradaban dunia didahului sebelumnya oleh status kultural yang menempatkan sosok ibu dalam peran yang sangat penting, misalnya; kepala keluarga, kepala pemerintahan, dan Dewi Agung. Lebih jauh lagi, sebelum struktur matriarkhal berbentuk, kehidupan sepenuhnya bersandar pada produktivitas alamiah perempuan yang bernama Ibu.1

Para ahli paleoantropologi juga berpendapat bahwa pemujaan pertama homo sapiens tertuju pada perempuan. Oleh karenanya, dalam banyak kebudayaan, bulan, bumi, rumah, mata air, dan sebagainya diberi jenis kewanitaan. Dari hal inilah kemudian kita mengenal sebutan bunda bumi (terra mater), ibu pertiwi, dan bunda tersayang (alma mater). Sebutan-sebutan itu menyimbolkan bahwa ibu begitu diagungkan oleh manusia.

Pada era global sekarang ini, di mana konstruksi sosial berbentuk patriarkhi, posisi ibu yang perempuan tentu tidak bisa lepas dari konsekuensi sosial akibat mapannya struktur patriarkal, yaitu perbedaan gender yang melahirkan ketidakadilan (gender inequalites). Tulisan ini ingin mengkaji apakah pencitraan ibu yang dahulu diagungkan sebelum budaya patriarkhi terbentuk tetap bertahan atau mengalami perubahan?

Pencitraan ini diambil dari sudut pandang anak terhadap ibunya, yaitu penyair yang menuliskan ibu dalam puisinya. Puisi tentang ibu digunakan penulis sebagai alat interpretasi untuk mengungkap alam bawah sadar sebagai gambaran pencitraan anak terhadap ibu dalam perkembangan sejarah perpuisian Indonesia. Tulisan ini juga akan menganalisis apakah pencitraan itu bersifat bias gender?

Baca selengkapnya: 11-abdul-aziz-rasjid-citra-perempuan-dalam-puisi

Leave a Comment »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.